Melvin
"ABAAANGGGG" Karel berlari memeluk Melvin erat, sedangkan Rafa dan Javier membantu membawa barang barang yang Melvin bawa. Melvin tersenyum gemas melihat mereka.
"Aisshh, gue ngangenin gitu ya" godanya sambil kini membalas pelukan Rafa setelah Karel disingkirkan oleh tangan mungil Rafa.
"Enggak juga sih, om sama Tante gimana disana? Baik?" Tanya Rafa lalu kembali memegang kendali barang barang Melvin.
"Baik kok, nanyain lu mulu" pernyataan Melvin itu ditanggapi dengan senyuman manis Rafa. Melvin kini beralih membalas tosan Sagara, Harsa, Julio dan Javier. Mereka itu terlalu gengsi untuk memeluk Melvin, jadi alternatif lain nya ya itu.
"Oleh oleh mana bang?" Harsa mengangguk setuju dengan pertanyaan Julio, duh mereka jemput Melvin kan tujuannya cuma mau ambil oleh oleh.
"Ada tuh di koper yg dipegang Rafa" semua mata langsung melihat ke arah Rafa.
"APAAN DIEM GAUSAH RIBUT DISINI, NTAR AJA DI RUMAH" Harsa yang awalnya siap protes karena rencananya untuk merebut koper dari Rafa langsung menggerutu melihat tatapan tajam yang diberikan Rafa.
Reaksi Harsa itu sontak membuat Melvin tertawa.
"Kalian ada kegiatan apa aja kemarin kemarin?" Tanya Melvin membuka topik baru.
"Gaada sih, paling jadi mahasiswa kupu kupu" jawab Sagara. Memang benar, kalau kelas sudah selesai, Sagara paling pulang atau ngumpul bareng anak anak de'7. Oh, kadang juga nyari cewek.
"Gue ya gaada hal baru sih, blom ada kegiatan lagi di kampus jadi agak santai dikit, paling yah ada rapat rapat, itu juga bentar, sisanya langsung balik atau nongkrong sama mereka." Kali ini Javier yang menjawab.
Melvin mengangguk anggukkan kepalanya mendengar jawaban mereka satu persatu, sampai akhirnya mereka tidak sadar kalau mereka sudah sampai di depan mobil Sagara.
"Balik kemana nih?" Tanya Sagara sembari memainkan kunci mobilnya.
"Rumah gue aja" karena semuanya setuju untuk pulang ke rumah Melvin, akhirnya mereka memasuki mobil Sagara. Sebenernya ini mobilnya gak cukup menampung mereka semua, tapi berkat bantuan dari Rafa akhirnya mereka semua masuk kedalam mobil, dan yah ini agak pengap juga..
Sesampainya di rumah Melvin semuanya memandang rumah Melvin penuh kagum, wah ini pertama kalinya mereka main ke rumah Melvin, kecuali Rafa tentunya.
"Busettt gede banget rumah lu bangg" seru Karel diangguki kelima orang lainnya.
"Ini rumah atau istana anjirrrr"
"Gokil gue tinggal disini aja kali ya"
"Jangan lebay ah, ayo masuk, gaada siapa siapa kok" kalimat terakhir Melvin membuat mereka semua terkejut.
"Hah? Serius gaada siapa siapa? Rumah segede ginii?" Sahut Julio, rumahnya besar lho..
"Emm paling jam segini masih ada bibi, bentar lagi juga pulang" jawab Melvin setelah melihat jam di tangannya.
"Lu gak sepi bang?" Kali ini Javier yang bertanya.
"Yaa sepi sih, tapi udah biasa kok." Jawabnya sembari tersenyum.
Ah, hidup sebagai anak tunggal itu memang tidak selamanya menyenangkan, pasti selalu ada masa saat kesepian menyerang. Dan Melvin merasakannya, hampir setiap saat.