Mas Rayhan
"Dek" Kavin menengokkan kepalanya ketika mendengar suara Khaisan memanggilnya. Khaisan datang tepat saat pop ice nya habis tak bersisa. Senyum Kavin mengembang sempurna melihat kakaknya yang datang kemudian merangkul hangat pundaknya.
"Lama ga nungguinnya?" Pertanyaan Khaisan itu dijawab dengan gelengan cepat dari Kavin.
"Enggak, pas banget nih pop ice adek baru abis" Jawabnya sembari menunjukkan gelas plastik bekas pop ice rada lychee nya.
"Yaudah, hayu masuk." Kavindra menarik nafasnya panjang, matanya melirik sekilas Khaisan yang tersenyum kepadanya, kemudian ia menganggukkan kepalanya, yakin untuk masuk ke dalam.
Tepat setelah mereka masuk ke dalam, ada Rayhan yang memang sedang menunggu Kavin disana, duduk di sofa depan tv sembari menonton televisi, atau mungkin televisi yang menonton dirinya.
"Mas" Rayhan yang awalnya sedang melamun kini tersentak kaget mendengar panggilan dari adik adiknya. Ia sontak tersenyum melihat kedua adiknya sudah pulang.
"Loh, kok bisa bareng sama Aa?"
"Tadi gue ketemu sama si adek pas dia lagi otw pulang" Rayhan menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Khaisan.
"Oh iya adek, mas mau ngomong" setelah mengatakannya, Rayhan menyuruh kedua adiknya untuk duduk di sofa bersama sama.
"Mas nemu baju adek di kamar adek, trus bajunya bau rokok, ada yang mau adek ceritain ke mas?" Kavin mengangguk menjawab pertanyaan Rayhan. Melihat anggukan Kavin membuat Rayhan menghela nafasnya.
"Adek waktu itu, waktu main sama temen kelas adek dipaksa ngerokok, awalnya adek mau ikut pulang duluan sama kale. Tapi adek ngerasa gaenak karena jarang main sama temen sekelas adek, jadinya adek tetep diem disana. Terus, kata Reivan adek harus coba ngerokok, disitu adek gamau, adek udah nolak kok, tapi tetep dipaksa.. maaf kalau adek baru cerita mas..." Tangan Kavin benar benar digenggam erat oleh Khaisan, suara kavin yang bergetar membuat Rayhan lagi lagi menghela nafasnya.
"Oke, sekarang masuk ke kamar kalian" ucapnya pelan. Kavin melihat kearah Rayhan yang masih menunduk.
"Mas, maaf, mas marah?" Tanya Kavin.
"Masuk kamar. Aa, adek, masuk kamar." Ucap Rayhan, lagi. Kini dengan nada suara yang lebih tegas.
Khaisan yang sedikit kesal kini mengeluarkan suaranya.
"Mas-"
"Masuk kamar Khaisan, Kavindra!" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, perkataan Khaisan langsung disela oleh bentakan Rayhan yang masih menyuruh mereka untuk masuk kamar.
Ican yang tersentak mendengarnya segera menarik tangan Kavin untuk segera masuk ke kamarnya.
"Gapapa adek, tunggu mas lebih tenang dulu ya?"