Mama

ney and nay
2 min readSep 30, 2023

Mobil Damian berhenti tepat di sebelah mobil Pajero putih yang terparkir di basement rumah sakit. Sebelum ia sempat mengajak Rafa berbicara, Rafa sudah lebih dulu keluar dari mobil dengan terburu buru.

Kakinya ia bawa secepat mungkin ke ruangan yang kini ditempati oleh mama nya, keringat dinginnya bercucuran, langkahnya perlahan memelan ketika dirasa kakinya sudah tidak mampu bergerak dengan cepat lagi.

"Adek, tenang." Damian menarik tangan Rafa pelan, muka pias pucat Rafa adalah hal yang ia lihat setelah Rafa menengok kearahnya.

"Adek.." tangannya ia pakai untuk menangkup pipi Rafa.

"Tenang ya? Mama gapapa, Tante tadi bilang ke Abang. Mama cuma kecapekan." Senyuman Damian menenangkan hati Rafa yang sejak tadi bergemuruh karena rasa khawatir yang membuncah.

"Mama Will be okay kan bang?" Tanya Rafa pelan, mendengar pertanyaan itu, Damian mengangguk yakin. Ia rangkul Rafa dan mengajaknya untuk berjalan lebih santai.

"Iya sayang, asal kita senyum depan mama, pasti mama bakal baik baik aja" Rafa tersenyum lalu mengangguk. Sebelum ia masuk ke dalam ruangan no 23 itu, Rafa menghela nafas sejenak. Senyum terbaiknya ia siapkan.

Ketika pintu dibuka, pemandangan yang pertama kali mereka lihat adalah wajah lelah mama yang sedang tertidur lelap. Disana ada Melvin dan ibunya, (mengingatkan lagi, Melvin dan Rafa itu sepupu ya!)

Tante Viona menghampiri Rafa dan Damian, ia kecup pipi Rafa yang sudah tidak segembul dulu, ia peluk erat ponakannya itu.

"Ih, Tante kangen deh sama Rafa" ucapnya sambil kemudian ikut menarik Damian kedalam pelukannya juga.

"Rafa juga udah lama banget ga ketemu tanteee, Tante sama om sehat?" Viona mengangguk. Setelah berbincang singkat dengan Viona, Melvin memanggil Rafa dan mengajaknya untuk duduk di sebelahnya.

Mereka berdua tidak ada yang berbicara, Rafa hanya diam sambil memejamkan matanya, sedangkan Melvin hanya diam melihat Rafa yang juga sama diamnya seperti dirinya.

Tetapi ruangan itu tidak sepi, ruangan itu diisi oleh obrolan Damian dan Tante Viona. Juga tawa ringan yang mengiringi setiap perbincangan mereka.

Dalam diamnya, Rafa memikirikan banyak sekali hal hal yang sangat mengganggu pikirannya.

"Bang" panggil Rafa pelan. Melvin yang merasa terpanggil pun menengokkan kepalanya.

"Hmm?" Melvin menaikkan satu alisnya.

"Gajadi" Rafa terkekeh, ia pejamkan lagi matanya.

"Gajelas banget dih" meskipun merasa kesal, tapi tak urung, Melvin tetap tersenyum mendengar kekehan Rafa.

Lagi lagi, hening mengambil alih. Beberapa notifikasi chat dari group 'tujuhan' terus bermunculan. Ponsel Melvin terus terusan menyala, memperlihatkan notifikasi dari group chat mereka. Tapi, bukannya membalas pesan dari grup, Melvin malah diam melihat Rafa yang terlihat seperti sedang tertidur lelap.

"Jawab aja, Harsa nanyain gue kan?" Ujar Rafa masih dengan mata yang terpejam.

"Pede banget" sindir Melvin sembari tertawa.

"Emang" kini Rafa membuka matanya sambil ikut tertawa. Matanya melirik mama nya yang masih tertidur lelap. Sadar akan lirikan mata Rafa, Melvin kembali mengeluarkan suaranya.

"She will be okay" ujarnya pelan. Rafa tersenyum sembari mengangguk.

"I know." Jawabnya

Bohong, Rafa bohong pada dirinya sendiri.

--

--

ney and nay
ney and nay

Written by ney and nay

owner cleeeevers and naylooevs!

No responses yet