Kontrak
Seminggu sudah berlalu sejak Damian memberi tahu tawaran dari agensi Sonorous Melodic entertainment. Semuanya tau agensi itu semakin terkenal ketika Theo Gang menduduki peringkat teratas dalam daftar artis terpopuler tahun kemarin. Dan agensi yang kini selalu dibicarakan itu katanya melihat potensi didalam de'7 yang kini juga sedang berusaha untuk naik ke atas panggung tertinggi.
"Serius mel, gamau dipertimbangin lagi?" Ini sudah ke-lima kalinya Damian bertanya pada Melvin. Baju mereka berdua sudah rapih, Melvin memakai kemeja kotak kotak biru bercampur hitam dan putih, juga celana hitam dengan sepatu putihnya. Dan Damian yang memakai kemeja putih polos dengan celana hitam nya.
"Serius bang, yang lain juga pada setuju" jawab Melvin sambil menunjuk kaca mobil yang terbuka dan menunjukkan wajah keenam temannya yang sedang mengamati mereka.
Damian menghela nafasnya, ia bukan ragu atau tidak setuju, hanya saja menurut Damian, seharusnya mereka mempertimbangkan dulu masalah ini, merundingkannya bersama, lalu melihat resiko resiko apa saja yang mungkin terjadi, dan keuntungan apa saja yang bisa mereka dapatkan, bukan asal setuju setuju saja.
"Kenapa lagi bang?" Tanya Melvin. Damian menggeleng, kemudian kembali melangkahkan kakinya masuk ke gedung bertingkat yang bertuliskan Sonorous Melodic itu.
"Ayo masuk, kita selesain urusan ini. Supaya kalian senang, dan Abang tenang." Mereka berdua akhirnya masuk, dan seketika itu pula, suasananya berubah, suasana didalam gedung ini sangat hidup. Benar benar seperti rumah, hanya bentuknya saja yang berbeda.
"Halo, ada yang bisa kami bantu?" Pertanyaan itu keluar dari mulut wanita cantik yang tengah berjaga dibalik meja resepsionis.
"Ah, kita mau ke ruangan… ruangan apa bang tadi namanya?" Melvin sebenarnya ingat, tapi ia terlalu malu dan takut salah ucap, jadi ia biarkan Damian yang melanjutkan.
"Ruangan bebek, sudah ada janji juga kok" kan. Nama ruangannya terlalu lucu untuk sebuah agensi yang kini tengah naik daun. Wanita tadi tersenyum manis, ia mengangguk kemudian mengajak Damian dan Melvin untuk naik lift ke lantai atas.
"Ah, atas nama pak Damian ya? Bisa langsung naik ke lantai 4 saja ya pak, nanti ruangannya ada di ujung kanan. Ada gambar bebeknya juga jadi pasti langsung ketemu" ujar wanita tadi.
Damian dan Melvin kemudian berterimakasih kemudian segera mengikuti arahan mbak resepsionis tadi. Benar saja, didepan pintu ruangan itu benar benar ada gambar bebek kuning, Melvin sampai melongo saking tidak percayanya.
Mereka disambut oleh pria paruh baya berperawakan tinggi yang tengah duduk dengan secangkir kopi yang kini sudah tinggal setengah. Pria itu tersenyum sampai matanya sipit, mempersilahkan mereka berdua untuk duduk dan membicarakan kontrak itu bersama nya.
Setelah basa basi diantara Damian dan pria itu, Melvin kini disuguhi kertas kontrak perjanjian kerja mereka, Melvin membacanya dengan teliti. Mulai dari apa saja yang mereka dapatkan dan apa saja yang harus mereka lakukan. Setelah selesai membacanya, Melvin diam sejenak, is menarik nafas dalam dalam dan perlahan menghembuskan nya.
'this will be alright' gumamnya dalam hati.
Akhirnya, tangan Melvin bergerak, mengambil pena yang ada didepannya kemudian menggoreskan tanda tangan nya diatas kertas kontrak itu.
De'7 harus menjadi lebih baik setelah ini. Itu adalah kalimat yang diucapkan batin Melvin ketika ia menandatangani kontrak perjanjian mereka.