Julio = Lengkap.
"eh itu temen gue raf" Karel menunjuk Julio yang tengah berlari ke arah mereka. Julio melambaikan tangannya sembari tersenyum.
"Hai, gue Julio, makasih ya udah mau bantuin si Karel, dia emang ngeyel banget kayak bocil" Ujar Julio saat berjabat tangan dengan Rafa, ucapannya itu membuat Karel memukul lengannya pelan.
"Berisik lu" Rafa sih tertawa saja melihat perdebatan kecil dua orang itu, Rafa sudah terbiasa melihat perdebatan.
"Gue Rafa, sekarang aja kali ya? Gue ditungguin jg soalnya sama temen gue" Karel dan Julio pun menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Rafa. Sepanjang perjalanan menuju tempat biasa Rafa dan kawan kawan berkumpul, mereka bertiga mengisi kesunyian dengan mengobrol, untuk lebih mengenal masing masing.
Setibanya mereka, Julio menganga terkejut, salah satu teman Rafa adalah orang yang menariknya tadi.
"Stt rel, itu Abang Abang BEM yang narik gue tadi anjir, sumpah dah galak banget, si Rafa kok bisa temenan sama dia ya" sayangnya, bisikan Julio itu terdengar sampai ketelinga Javier, sedangkan Karel hanya bisa menepuk dahinya, menahan malu akibat perbuatan Sohib nya itu.
"Eh sini sini, kalian mau tanda tangan kan? Gue kasih, mau 50 juga boleh, sini sini" tau kan siapa yang bilang ini? Yups, Harsa. Karel dengan senang hati memberikan buku nya untuk ditandatangani Harsa, diikuti oleh Julio. Kemudian gantian Sagara yang memberikan tanda tangannya, lalu dilanjut oleh Javier. Diluar dugaan, ketika Javier memberikan tanda tangannya, ia meminta maaf pada Julio.
"Sorry ya tadi gue galak, lagian lu nya telat sih, gue baik kok sebenernya" Julio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari tersenyum canggung.
"Eh iya bang ga apa apa" Javier pun mengembalikan buku Julio sambil tersenyum lebar.
"Rafa, lu kagak minta tanda tangan juga raf? Btw ini satu lagi siapa raf? Kata lu kating nya ada 4?" Tanya Karel, ia sedikit bingung, karena sekarang yang Rafa lakukan adalah memakan ketopraknya yang sudah dingin. Bukannya Rafa itu Maba juga? Pikirnya
Setelah membereskan makanannya, ia pun meneguk air Aqua diatas meja, kemudian melangkahkan kakinya menuju Karel dan Julio.
"Sini sini pulpen, sorry gue baru bilang, gue seangkatan sama si Javier ahaha, jadi gue kating lu" ujarnya sembari memberikan tanda tangannya di buku Karel dan Julio.
"WHAT?" Tau itu suara apa? Itu suara teriakan Karel dan Julio! Melvin yang baru saja keluar dari toilet seketika menutup telinganya.
"Fuck, kaget banget gue" ucap Melvin sembari mengelus dadanya.
"Bang nyebut bang.."
Hari itu diisi dengan Rafa yang menjelaskan dirinya dan meminta maaf kepada Karel dan Julio karena ia merasa telah membohongi kedua adik tingkat nya itu.
Rafa, terimakasih ya, kehadiran kamu selalu berhasil membawa kebahagiaan untuk orang orang, makanya waktu kamu pergi, kebahagiaan yang kamu bawa juga seolah pergi begitu saja.