Gara gara kakak

ney and nay
3 min readJun 3, 2023

"kakak mau gak?" Kienan menggeleng, menolak tawaran Juna untuk ikut menikmati bubur ayam yang tengah di makan Juna.

Mereka berdua sekarang tengah berjalan jalan santai di taman sambil mampir ke tukang bubur langganan Juna. Ayamnya banyak soalnya!

Melihat Juna yang dengan lahap menghabiskan bubur nya membuat Kienan tersenyum gemas, adiknya itu terlalu menggemaskan, sampai sampai Kienan takut kalau adiknya diculik karena kegemasannya.

Merasa diperhatikan, Juna melihat kearah Kienan yang tengah tersenyum melihatnya.

"Kakak kenapa? Kakak mau ya? Sini aaaaa pesawatnya datanggg" Kienan sontak membuka mulutnya ketika sendok yang dibawa oleh tangan mungil adiknya itu berada di depan mulutnya, apalagi melihat tatapan adiknya yang berubah sedih ketika ia tidak mau menerima suapan itu membuat Kienan tak tega.

"Enak, pantesan adek suka kesini."
"Iya kan!! Kakak juga harus banyak mam bubur disini"

Tapi bagi Kienan melihat adiknya tentram tentram saja itu cukup sulit. Setidaknya harus ada gangguan untuk adik menggemaskannya itu. Senyum liciknya keluar, ia rogoh saku celananya, mengambil handphone yang sedari tadi tidak ia buka karena fokus memperhatikan si bungsu.

"Dek"
"Emmm?" Juna mendongakkan kepalanya, duh Kienan gemas.

Kienan memejamkan matanya sejenak, duh ga tega, tapi Kienan mau ada keseruan di sini.

"Sebenernya kakak gamau kasih tau ini ke adek" rautnya ia ubah menjadi sedih buat buatan yang sayangnya si polos Juna percaya kalau ia benar benar sedih. Melihat kakaknya yang berubah, Juna mendekatkan dirinya untuk memeluk sang kakak.

"Kakak kenapa? Adek nakal ya? Maaf ya kakak" mati matian Kienan menahan tawanya, kalau sudah begini, lanjutkan saja sampai akhir. Maaf ya Abang!

Kienan kembali menunduk kemudian menunjukkan layar handphone nya kepada Juna, Juna melihatnya, di situ ada Abang yang sedang menggendong anak kecil. Juna lagi lagi mendongakkan kepalanya menatap sang kakak.

"Abang kenapa? Ini siapa?" Tanyanya sambil menunjuk anak kecil yang digendong Dylan.

"Itu, kata Abang, Abang udah gak sayang adek, Abang sayangnya sama cipung, nanti Abang ke rumah cuma buat ambil baju, terus Abang bakal balik ke rumah cipung buat tinggal sama cipung. Abang mau jadi abangnya cipung aja katanya." Jawab Kienan dengan suara tangisan yang dibuat buat, dan sayangnya lagi si polos Juna percaya semua yang dilakukan oleh kakaknya itu.

Mata Juna mulai berkaca kaca, membayangkan bagaimana Abang tersayangnya tidak akan membuatkan susu lagi, membayangkan bagaimana Abang juga tidak akan lagi menemaninya nonton Pororo dan Moomin kesukaannya. Tangisnya pecah di tukang bubur. Membuat semua orang menaruh perhatian ke arah mereka.

"Huhuhuu nanti adek berdua terus sama kakak dong? Huhuhuu kenapa Abang jahat? Katanya Abang sayang sama adek huhuhu, bubur ayam nya juga sudah habis, adek makannya baik dan benar kenapa Abang gamau jadi abangnya adek lagi? Huhuhuhu" Kienan sontak mengajak Juna pergi dari sana setelah membayar bubur yang tadi dimakan Juna.

"Sabar ya Juna, kakak juga sedih banget. Abang jahat ya, nanti kita gausah jemput Abang supaya Abang tau kalo Abang jahat" Juna mengangguk disela sela tangisnya.

"Tapi mau beli gulali yang disana dulu huhu" Juna menunjuk salah seorang penjual gulali, matanya tertarik melihat gulali berwarna kuning yang digantung di sana.

Kienan tertawa gemas melihat Juna, lagi sedih saja masih kepikiran gulali, haduh..

"Iya boleh... Ayo beli supaya adek ga sedih lagi"

Sedangkan di lain tempat, Dylan tengah menunggu pesan dari Juna, dahinya mengernyit heran, tumben, biasanya Juna akan selalu mengirimkannya pesan, apalagi kini ia tengah jalan jalan dengan Kienan, sudah pasti akan selalu ada laporan setiap menitnya dari kedua adiknya itu.

Abang, seandainya Abang tau...

--

--

ney and nay
ney and nay

Written by ney and nay

owner cleeeevers and naylooevs!

No responses yet