Diciumnya api marahku, ternyata kacau bisa luluh.

ney and nay
3 min readAug 26, 2023

"Juna, kamu sendirian ya? Chandra udah gamau temenan sama kamu lagi ya?" Ledek Galen ketika Juna sedang sibuk memakan burger buatan Abang. Juna sebisa mungkin tidak meladeni Galen, ia tidak takut dan tidak akan takut! — seperti kata Chandra (cacan).

"Iyalah, Juna kan gapunya mama kayak kita, pasti Chandra juga jadi gamau temenan sama Juna". Juna masih diam meskipun ia ingin sekali menangis sembari melempar kotak bekal makannya ke muka Galen dan teman temannya. Juna masih berusaha sabar.

"Juna cuma punya Abang sama kakak, emangnya itu keren ya? Padahal kan enak kalau tidur nya dipeluk sama mama, Juna pasti gak pernah hahahaha" beberapa anak di kelas Juna tertawa mendengar ucapan Kevin, teman Galen.

Sekali kedip, air mata Juna pasti jatuh, tapi ia masih berusaha menahannya. Kata Cacan kalau nangis itu artinya kalah!

"Huuu Juna payah, kalau Juna gak punya mama, Juna lahirnya dari mana? Kamu lahir darimana Juna?" Kesabaran Juna habis. Tepat setelah gigitan terakhir burgernya. Kotak bekal Juna benar benar ia lempar tepat ke muka Galen, membuat Galen tersentak dan mulai menangis.

"KALIAN BERISIK, KALIAN YANG PAYAH, KALIAN GAPUNYA ABANG SAMA KAKAK! PERGI GA?"

Melihat Galen menangis, Kevin tidak mau diam.

"Kamu buat Galen nangis! Kamu harus tanggung jawab! Nanti aku lapor ke ibu guru!!!" Ah, Juna takut dipanggil Bu guru.

Juna melangkah mundur perlahan sembari mulai menangis. Sebelum berlari ke taman sekolah, ia melemparkan buku matematikanya ke muka Kevin.

"KAMU JUGA BIKIN AKU NANGIS, AKU LAPOR BU GURU!" ucapnya kemudian berlari ke taman sekolah nya.

Jeje yang awalnya tengah sibuk mengobrol dengan teman sekelasnya berhenti sejenak ketika melihat Juna berlari sambil menangis. Tanpa pikir panjang, Jeje langsung menyusul Juna, dilihatnya Juna tengah duduk dibawah pohon sembari menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Tangisnya tak kunjung reda, bahkan terdengar semakin keras.

Jeje perlahan menghampiri Juna, ikut duduk di sebelah Juna, melihat Juna menangis membuat Jeje ingin menangis juga.

"Juna mau dipeluk bunda kalau tidur, Juna mau diantar ke sekolah sama ayah, Juna mau pipi Juna dicium sebelum berangkat sekolah, Juna mau punya ayah dan bunda, Jeje.. Juna mau punya apa yang Jeje punya, tapi kenapa Juna gak bisa?" Jeje membuka tangannya, yang kemudian disambut dengan sangat baik oleh Juna.

Jeje memeluk Juna yang tengah menangis, meskipun dirinya juga ikut menangis bersama Juna.

"Juna boleh punya apa yang Jeje punya, nanti Jeje bagi ayah dan bunda Jeje buat Juna, nanti Juna nginep dirumah Jeje, nanti Juna dipeluk bunda sebelum tidur, nanti ayah antar Juna ke sekolah, tapi Juna juga harus bagi Abang dan kakak Juna untuk Jeje ya?" Juna mengangguk disela sela tangisnya.

"Terimakasih Jeje udah mau jadi teman Juna yang gak punya bunda ini, Juna sayang Jeje, Juna sayang Cacan, Juna sayang semua teman teman Juna" mereka kembali menangis sampai akhirnya ibu guru datang menemui mereka berdua, membawa mereka kembali ke kelasnya masing masing.

Juna sudah tidak marah dengan ucapan yang dilontarkan oleh Galen dan teman temannya, karena Juna tau itu benar.

“Juna kalau ada yang nakal sama Juna, jangan dilawan ya. Juna diam bukan berarti Juna kalah, tapi Juna malah jadi pemenangnya. Semua anak bunda akan selalu jadi pemenang” - bunda Juna yang paling Juna sayang

--

--

ney and nay
ney and nay

Written by ney and nay

owner cleeeevers and naylooevs!

No responses yet