Aa Khaisan

"Aa..." Apin mengetuk pelan pintu kamar Khaisan, setelah mendengar sahutan dari dalam kamar, Apin segera membuka pintu tersebut.

Dilihatnya Khaisan yang sudah siap diatas kasur dengan sekotak good time yang sempat Apin request sebelumnya. Khaisan menepuk pelan kasurnya, menyuruh Kavindra untuk duduk disampingnya.

"Sini, udah siap ceritanya?." Tanya Ican, nada suaranya saaangaaaatt berbeda, tidak seperti biasanya, nada suaranya kali ini sangat lembut sampai membuat Apin merinding seketika.

"Aa jangan kayak gitu dong ngomongnya, serem kayak kerasukan." Khaisan yang mendengarnya langsung memukul pelan paha adik nya itu.

"Udah ah buru, sok cerita, sama Aa didengerin.." Apin menganggukkan kepalanya, ia mengambil guling milik Ican, kemudian menaruhnya diatas lipatan kakinya, dari situ ia mulai menceritakan bagaimana kejadian 'paksaan merokok' itu terjadi kepadanya.

Khaisan sontak terkejut mendengarnya, ia saja tidak pernah memaksa adiknya melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Tapi ini, orang yang bahkan hanya bertemu di sekolah, berani melakukan itu pada adiknya?? Kurang ajar, batin Ican.

"Dek sumpah, kalo mas denger, pasti tu orang langsung dilabrak sama si mas." Apin tau, Apin sudah tau itu, tapi tetap saja matanya kini berkaca kaca.

"Tapi kan adek tetep salah a.. mas juga pasti bakal marahin adek.. mas pasti kecewa banget, mas udah larang adek buat ngejauhin yang namanya rokok, harusnya, harusnya..." belum melanjutkan perkataanya, Apin menangis karena rasanya ia tidak pernah merasa sebersalah ini seumur hidupnya.

Khaisan yang melihatnya segera membawa Apin kedalam dekapannya yang hangat.

"Harusnya, waktu kale bilang mau pulang, adek ikut kale aja.. biar ini gak kejadian.." lanjutnya sambil membalas pelukan Ican dengan erat.

"Gapapa adek, semua orang itu pasti bakal melakukan kesalahan, gaada manusia yang jauh dari kata kesalahan."

"Aa juga pernah salah, Mas juga pasti pernah ngelakuin kesalahan, inget ga waktu mas salah naik angkot waktu mau ambil raport kita? Nah mas ngelakuin kesalahan kan?"

"Tapi kan itu bukan masalah yg besar, walaupun telat, mas tetep bisa ambil raport adek sama Aa.. kesalahan adek kan berat.."

"Loh kata siapa? Adek ga ngelakuin kesalahan yang beratt kok, adek cuma sedikit oleng aja, jadi hampir mau ke jalan yang salah, tapi karena cuma sedikit oleng, adek udah balik lagii ke jalan adek yang seharusnya."

"Makasih Aa, adek selalu berharap Aa bahagia selama lamanya"

"Aa juga gitu kok, adek harus bahagia selamaaaaa lamaaaanyaaaa"